Jumat, 12 Agustus 2016

Kelainan Pigmen

 



      Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagi pigmen. Yang berperan pada penetuan warna kulit adalah : karoten, melani, oksihemoglobin, dan hemoglobin bentuk reduksi, yang paling berperan adalah pigmen melanin.
      Melanosis adalah kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit :
1. Hipermelanosis ( melanoderma ) bila diproduksi pigmen melanin bertambah
2. Hipomelanosis ( lekoderma ) bila produksi pigmen melanin berkurang .

1. Hipermelanosis

      Dapat disebabkan oleh sel melanosit bertambah maupun hanya karena pigmen melanin saja yang bertambah. Sebaliknya leukoderma dapat disebabkan oleh pengurangan jumlah pigmen melanin atau berkurang maupun tidak adanya sel melanosit.
      Fitzpatrick membagi hipermelanosis berdasrakan distribusi melanin dalam kulit :
a. Hpermelanosis cokelat bila pigmen melanin terletak pada epidermis.
b. Hipermelanosis abu-abu bila pigmen melanin terletak didalam dermis.

2. Hipmelanosis

       Pengurangan jimlah pigmen melanin atau berkurang maupun tidak adanya sel melanosit. 


- MELASMA

        Melasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa makula yang tidak merata berwarna cokelat muda sampai cokelat tua, mengenai area yang trepajan sinar ultarviolet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu.
        Melasma dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal di daerah tropis. Melasma terutama dijumpai pada wanita, meskipun didapat pula pada pria ( 10 % ) . Di Indonesia perbandingan kasus wanita dan pria adalah 24:1 . Terutama tampak pada wanita usia subur dengan riwayat langsung terkena pajana sinar matahari insidens terbanyak pada usia 30-44 tahun.
        Kelainan ini dapat mengenai wanita hamil, wanita pemakai pil kontrasepsi, pemakai kosmetik, pemakai obat dan lain-lain.

Penyebab Melasma ;

        Melasma sampai saat ini belum diketahui pasti. Faktor kausatif yang dianggap berperan pada patogenesis melasma adalah :
1. Sinar ultraviolet
    Spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfhidril di epidermis yang merupakan penghambat     enzim tirosinase dengan cara mengikat ion Cu dari ensim tersebut. Sinar ultra violet menyebabkan enzim tirosinase tidak dihambat lagi sehingga memacu proses melanogenesis.
2. Hormon
     Misalnya estrogen, progesteron, dan MSH berperan pada terjadinya melasma. Pada kehamilan, melasma biasanya meluas pada trimester ke-3. Pada pemakai pil kontrasepsi, melasma tampak dalam 1 bulan sampai 2 tahun setelah dimulai pemakaian pil tersebut.
3. Obat
    Misalnya difenil hidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, dan minosiklin dapat menyebabkan timbulnya melasma Obat ini ditimbun di lapisan dermis bagian atas dan secara kumulatif dapat merangsang melanogenesis.
4. Genetik
    Dilaporakan adanya kasus keluarga sekitar 20-70 %
5. Ras
    Melasma banyak dijumpai pada golongan hispanik dan golongan kulit berwarna gelap.
6. Kosmetika
    Pemakaian kosmetik yang mengandung parfum, zat pewarna ataua bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan fotosensitifitas yang dapat mengakibatkan timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpajan sinar matahari.
7. Idiopatik

Gejala Klinis Melasma :

      Lesi melasma berupa makula berwarna cokelat muda atau cokelat tua berbatas tegas dengan tepi tidak teratur, sering pada pipi, dan hidung yang disebut pola molar. Pola mandibular terdapat pada dagu, sedangkan pola sentrofasial di pelipis, dahi, alis, dan bibir atas. Warna keabu-abuan atau kebiru-biruan terutama pada tipe dermal.

Diagnosis Melasma :

      Diagnosis melasma ditegakkan hanya denga pemeriksaan klinis. Untuk menentukan tipe melasma dilakukan pemeriksaan sinar Wood, sedangkan pemeriksaan histopatologik hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu.

Penatalaksanaan :

       Pengobatan melasma memerlukan waktu yang cukup lama, kontrol teratur serta kerja sama yang baik antara penderita dan dokter yang menanganinya. Kebanyakan penderita berobat unutk alasan kosmetik. Pengobatan dan perawatan kulit harus dilakukan secara teratur dan sempurna karena melasma bersifat kronis residif. Pengobatan yang sempurna adalah pengobatan yang kausal, maka penting dicari etiologinya.

0 komentar:

Posting Komentar

jam