Gejala Klinis Malaria :
Malaria harus dipertimbangkan terjadi pada setiap pasien yang mengalami gejala demam, yang baru saja kembali dari daerah endemik, atau menetap didaerah endemik. Meskipun tanda-tanda dan gejala dapat bersifat nonspesifik , tanda penting malaria adalah demam tingggi, rekuren dan spiking. Secara klasik, lama waktu diantara munculnya demam dapat membantu membedakan spesies penyebab ( siklus 72 jam untuk plasmodium malariae dan siklus 48 jam untuk plasmodium falciparum , plasmodium vivax, dan plasmodium ovale ) .Pasien yang terinfeksi P. Falciparum dapat mengalami ensefalitis. Lebih dari 90 % penderita dengan infeksi P .Falciparum menjadi sakit dalam waktu 6 minggu setelah bepergian ke daerah endemik. Pasien dengan infeksi P. Vivax dapat mengalami gejala setelah 6 bulan sampai beberapa tahun setelah bepergian.
Patofisiologi :
Malaria menyebabkan 300-500 juta infeksi baru setiap tahunnya dan membunuh 1,5-2,7 juta orang di seluruh dunia setiap tahun. Diketahui ada empat spesies plasmodium yang menginfeksi manusia , menyebabkan dua jenis penyakit relapsing.
Diagnosis :
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan apusan darah tebal yang memungkinkan evaluasi banyak sel. Identifikasi spesies plasmodium dan tingkat parasitemi ( persentasi neutrofil yang mengandung pigmen malaria ) dibuat pada apusan darah tipis. Darah harus diambil saat pasien demam. Jika diagnosis ini sangat dicurigai misalnya pasien baru saja bepergian ke daerah yang sangat endemik atau hiperendemik, apusan negatif harus diulangi setiap 8-12 jam sampai diperoleh tiga apusan. Pemeriksaan fisik dapat memperlihatkan hepatosplenomegali, ikterus skleral, atau ikterus ( 20 % pasien ). Evaluasi laboratorium dapat memperlihatkan anemia, leukopenia , atau trombositopenia. Penanda untuk infeksi serius meliputi gawat napas, hipoglikemia, hipotrnsi, gagal ginjal, dan parasitemia lebih dari 5 %.
Komplikasi Klinis
Malaria serebral ( perubahan status mental, kejang atau koma ), merupakan komplikasi P. falciparum dengan angka mortalitas yang tinggi. Komplikasi lainnya meliputi hipoglikemia, hipotensi, gagal ginjal, dan anemia berat. Komplikasi lebih mungkin terjadi pada pasien dengan parasitemia lebih dari 5 %, wanita hamil, anak-anak, dan orang berusia lanjut.
Tata Laksana :
Pengobatan berdasarkan pada spesies dan keparahan penyakit. Pasien dengan parasitemia lebih dari 5 % atau tanda-tanda lain penyakit berat lainnya harus dirawat di unit perawatan intensif dan diobati dengan quinidin perenteral. Pasien lain harus dipantau secara ketat dan diobati dengan obat-obat oral , tergantung pada pola resistensi lokal dari wilayah yang dikunjunginya.
0 komentar:
Posting Komentar