Rabu, 20 Juli 2016

Efek Samping Kemoterapi

   

Kemoterapi merupakan pengobatan umum yang biasa digunakan untuk mengobati berbagai kanker. Kanker adalah penyakit yang mengancam nyawa, diakibatkan oleh perkembangan sel abnormal yang tak terkontrol. Sel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui sistem peredaran darah.

Kemoterapi menggunakan zat kimia untuk mencegah perkembangan sel kanker. Obat yang digunakan dalam kemoterapi dikenal sebagai obat anti kanker, obat tersebut menghancurkan sel-sel berbahaya. Kemoterapi dapat diberikan melalui pembuluh darah, ditelan dalam bentuk kapsul/pil, atau injeksi.

Kemoterapi adalah pengobatan kanker sistematis yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Obat kemoterapi bekerja dengan membunuh sel kanker, namun obat ini tidak dapat membedakan antara sel berbahaya dan sel normal tubuh. Karena itulah kemoterapi dapat menyebabkan banyak efek samping.

Parahnya efek samping tergantung pada tipe obat yang diberikan serta kesehatan pasien. Efek samping dapat berupa jangka pendek, jangka panjang, atau bahkan permanen.


Kemoterapi merupakan salah satu jenis pengobatan yang digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang berbahaya bagi tubuh. Cara kerjanya adalah dengan menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan membelah diri dengan cepat. Tergantung kepada jenis kanker dan sudah sampai di stadium berapa.
    Meringankan gejala. Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit. Mengendalikan. Kemoterapi dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan, sekaligus menghancurkan sel kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain. Menyembuhkan. Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker hingga sempurna dan ini mencegah berkembangnya kanker di dalam tubuh lagi.


Cara pengobatan kemoterapi dilakukan tergantung kepada jenis kanker yang diderita, terdiri dari:

    Topikal          :  Digunakan melalui krim yang dioleskan pada kulit.
    Oral               :  Kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang diminum.
    Suntik            :  Diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak misalnyalengan atau perut.
    Intraperitoneal (IP) :  Kemoterapi langsung diberikan ke dalam rongga perut yang terdapat usus, hati, dan lambung di dalamnya.
    Intra-arteri (IA) :  Kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam arteri yang menyalurkan darah ke kanker.
    Intravenous (IV) :  Kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena.


tingkat keparahan efek samping tergantung pada tipe obat yang diberikan serta kesehatan pasien. Efek samping dapat berupa jangka pendek, jangka panjang, atau bahkan permanen. Efek samping yang dapat disebabkan kemoterapi antara lain:

    Rambut rontok
    Rambut rontok sementara adalah salah satu konsekuensi dari kemoterapi. Sel-sel folikel rambut adalah salah satu sel yang membelah dengan cepat dalam tubuh. Karena obat kemoterapi tidak dapat membedakan sel ini dan sel berbahaya, obat kemoterapi juga menghancurkan sel-sel folikel rambut, menyebabkan rambut rontok.


  Diare dan konstipasi
    Sel-sel di dinding usus juga dihancurkan oleh obat kemoterapi, sehingga menyebabkan diare. Diare selama pengobatan kanker juga dapat disebabkan karena kecemasan, stres, kekurangan gizi, atau bedah usus. Diare dapat menyebabkan sakit perut, kram perut, kembung, mual, kehilangan nafsu makan, dan iritasi kulit. Beberapa penghilang rasa sakit dan pengobatan anti kanker juga dapat menyebabkan konstipasi, ini dapat terjadi jika kurang asupan serat atau cairan.

    Reaksi alergi atau hipersensitivitas
    Kemoterapi dapat menyebabkan reaksi alergi atau hipersensitivitas, yang dipicu oleh respon sistem kekebalan tubuh. Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah, yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, syok, atau bahkan kematian. Gejala utama reaksi alergi antara lain sulit bernafas, ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan kelopak mata, pembengkakan lidah, dan pembengkakan bibir.

    Masalah kulit
    Kemoterapi dapat menyebabkan masalah-masalah kulit seperti ruam kulit dan kulit kering. Selain itu juga dapat menyebabkan kulit terkelupas, pecah-pecah, bersisik, dan gatal.

    Kelelahan
    Banyak pasien kanker mengeluh kelelahan dan kurang tenaga. Ini disebabkan rasa sakit, kehilangan nafsu makan, kekurangan tidur serta darah rendah. Kelelahan karena kemoterapi muncul tiba-tiba dan dapat berlangsung beberapa hari, beberapa minggu, atau bahkan sampai beberapa bulan.

    Sakit tenggorokan dan sariawan
    Obat anti kanker dapat menyebabkan iritasi pada jaringan mulut dan tenggorokan. Iritasi pada jaringan mulut akhirnya menyebabkan sariawan. Sebagai akibatnya pasien menjadi sulit berbicara, makan, mengunyah, dan menelan karena rasa sakit yang ada.

    Saraf dan otot
    Dalam beberapa kasus kemoterapi mempengaruhi saraf, menyebabkan neuropati perifer. Menyebabkan gejala seperti lemah, rasa terbakar, kesemutan, rasa sakit, atau mati rasa pada tangan atau kaki. Masalah terkait saraf dan otot juga dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan keseimbangan, nyeri rahang, rasa sakit saat berjalan, gemetar, sakit perut, atau kehilangan pendengaran.


    Mual
    Mual adalah salah satu efek samping yang paling umum. Ini dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, konstipasi, dan dehidrasi. Mual yang agak parah juga dapat menyebabkan muntah-muntah.

   Anemia
    Menurunnya kemampuan sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dapat menyebabkan kurangnya jumlah sel darah merah. Sel darah merah bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Karena kekurangan sel darah merah, jaringan tubuh jadi kekurangan oksigen. Anemia menyebabkan gejala seperti kelelahan, sesak napas, pusing, lesu, dan lelah.

    Infeksi
    Kemoterapi menyebabkan berkurangnya produksi sel darah putih(leukopenia), menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh lebih rentan terkena infeksi.

    Supresi sumsum tulang
    Sel-sel darah seperti sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit diproduksi di sumsum tulang. Karena kemoterapi menargetkan sel-sel yang membelah dengan cepat, kemoterapi juga mempengaruhi sel-sel sumsum tulang. Sebagai akibatnya produksi sel darah di sumsum tulang jadi menurun.

  
    Pendarahan atau masalah pembekuan darah
    Karena supresi sumsum tulang jumlah trombosit yang ada jadi berkurang. Trombosit memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Jumlah trombosit yang berkurang menyebabkan gejala seperti memar tiba-tiba, pendarahan lama setelah luka kecil, mimisan, gusi berdarah, hematuria, tinja hitam atau berdarah, dan sakit kepala.

    Gejala seperti flu
    Beberapa orang mengalami gejala mirip flu beberapa jam setelah kemoterapi. Gejala-gejala tersebut antara lain seperti sakit kepala, mual, lelah, menggigil, demam ringan, kehilangan nafsu makan, dan nyeri sendi.

    Efek pada organ seksual
    Kemoterapi dapat mempengaruhi organ seksual baik pria maupun wanita. Obat kemoterapi dapat menurunkan jumlah sperma, sehingga dapat menyebabkan infertilitas sementara atau permanen. Obat kemoterapi dapat mempengaruhi ovarium dan kadar hormon, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti menopause dan infertilitas sementara atau permanen.

Sebagian besar proses pengobatan kemoterapi diberikan kepada pasien tanpa menginap di rumah sakit. Meski tiap orang memiliki reaksi berbeda setelah kemoterapi, namun sebagian besar merasakan letih dan lelah. Hindari menyetir kendaraan sendiri atau aktivitas yang memerlukan energi atau konsentrasi tinggi setelah sesi kemoterapi. Ajaklah anggota keluarga atau kawan untuk menemani Anda pulang setelah kemoterapi.




        Banyak orang yang masih mampu bekerja selama menjalani kemoterapi, tergantung dengan jenis pekerjaan dan ketahanan tubuh masing-masing. Namun jika memungkinkan ,kita dapat bekerja dari rumah atau paruh waktu. Bicarakan kemungkinan tersebut di tempat kerja Anda atau mengambil cuti. Selama pengobatan kemoterapi, kita harus senantiasa berkonsultasi dengan dokter ketika ingin mengonsumsi obat-obat lain, termasuk obat alergi, herba, pereda nyeri, dan lainnya. Menghindari konsumsi minuman keras setidaknya selama masa kemoterapi.Mengobati penyakit berbahaya seperti kanker tidaklah mudah, termasuk saat  menjalani sesi kemoterapi. Sebisa  mungkin mengikuti 

perintah dokter dan hindari hal-hal yang dapat berisiko mengganggu proses pengobatan berjalan optimal.

0 komentar:

Posting Komentar

jam